Daulat dan Ikhtiar "Memaknai Serangan Umum 1 Maret melalui Seni"

 




Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta1 - 30 Maret 2022

SERIBUPARITNEWS.COM,Yogyakarta - Peringatan "Serangan Umum 1 Maret" setiap tahun selalu diadakan, terutama di Yogyakarta. Peringatan perang 6 jam di Ibukota RI, Yogyakarta ini diadakan sebagai bentuk rasa hormat kepada para pejuang revolusi kemerdekaan Indonesia di 1949. Peristiwa yang juga sedang digagas menjadi hari besar nasional ini meninggalkan sejumlah artefak yang kini tersimpan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 

Sejumlah artefak peninggalan peristiwa tersebut oleh para perupa direspons menjadi narasi baru. Sumber narasi diambil dari Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berdiri tegak di Kilometer 0 Yogyakarta. Monumen karya Pematung Saptoto dibuat tahun 1973 ini mempresentasikan 5 karakter utama: tentara, pelajar, petani, perempuan, dan pemuda. Dari sinilah para seniman (Dedy Sufriadi, Lutse Lambert, Riyan Kresnandi, Tempa, Broken Picth) mengelola narasi masa lalu menjadi nilai-nilai yang kontekstual, bagi generasi saat ini dan masa depan. 

Narasi inilah yang menyatukan tujuan pameran tentang pentingnya memorabilia sebagai titik pemikiran. Konsepnya bersifat kultural, sosial, namun menjadi sarana rekreasi yang berkualitas. Melalui karya seni visual, penonton diajak menelusuri sejarah dan membingkainya menjadi ruang baru yang rileks, egaliter, namun tetap memberi ruang kritis. Kesimpulannya, terkuak bahwa keberhasilan Serangan Umum ini merupakan hasil ikhtiar bersama antar elemen dalam meraih kedaulatan bangsa. +++


Pameran ini diinisiasi oleh Kemendikbud-ristek RI, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, bermitra dengan Jurusan Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta dan Majalah Intisari. 


Kurator:

Mikke Susanto & Duls Rumbawa (ko-kurator) 


????????