Dakwah Dompet Duafa Riau di Inhil



     TEMBILAHAN : Selama safari dakwah di beberapa masjid dan musholla di Tembilahan, jemaah sangat antusias dengan penjabaran dan tema-tema menarik yang telah ditentukan. Selain safari dakwah, kita juga mengajak jemaah untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di belahan bumi di Indonesia ini. Dengan menajalankan kotak “Peduli Bencana di Indonesia”.

   Kemudian Sabtu siangnya kita tim Dompet Dhuafa Riau bersama para ustads berangkat menuju Kecematan Concong menggunakan boat kayu untuk melaksanakan Tabligh Akbar di Masjid Al-Huda (Concong Luar) dengan tema: “Misi Manusia di Dunia” bersama Ustads Kopri Nurzen, Lc. MA. Perjalanan menuju Concong lebih kurang 1,5 jam dengan kecepatan yang luar biasa, mesin 500 PK. Tim Cordofa Riau mendapat pengalaman baru. Goncangan boat dihempas gelombang dan kecepatan yang luar biasa. Namun, semua itu adalah kenikmatan dakwah yang sangat indah.

   Sesampai di Concong kita disambut dengan ramah oleh perangkat pemerintah, tokoh masyarakat, tetua dan masyarakat setempat. Dihidangkan dengan menu udang nenek, ikan kakap, ikan bawal, kerang serta makanan hasil laut lainnya. Semua tim Dompet Dhuafa Riau beserta rombongan sangat bersyukur sekali dan tidak menyangka disuguhi menu yang istimewa tersebut. Ba’da isya Tablig Akbar di masjid terbesar dan termegah di Concong pun terlaksana dengan baik dan khitmat. Jemaah berbondong-bondong mengisi saf masjid.

  “Ini adalah Tablig Akbar pertama dilaksanakan di masjid ini. Dan kami sangat bangga bisa melakukannya, walaupun berbagai rintangan. Dan kami insyaaallah siap jika Dompet Dhuafa Riau berkenan lagi mengisi acara di masjid kita ini. Jika bisa UAS didatangkan ke sini”, ujar Zainal (50 tahun) salah tokoh masyarakat di sana. Beliau berperan penting dari terselenggaranya kegiatan tabligh Akbar tersebut.



     Pagi subuhnya kita melaksanakan kajian di Masjid Al-Ikhsan Desa Panglima Raja. Yang pada umumnya dihuni oleh suku laut (suku duano). Subuh itu hujan mengguyur daerah tersebut dengan lebat, namun anak muda Pejuang Subuh Concong dan jemaah lainnya tetap berjuang hadir melawan dingin dan melewati hujan. Subuh tersebut didominasi anak muda, dan insyaaallah mereka adalah penerus dan harapan emasnya suku laut (suku duano).

   Setelah pengajian subuh, kami pun bersama masyarakat di sana berkeliling melihat kediaman suku laut (suku duano). Uniknya mereka sudah puluhan tahun hidup di atas air dan tidak mau untuk hidup di darat. Tradisi dan memang kodratnya begitu dari nenek moyang mereka terdahulu yang hidup di laut. Bangunan rumah yang dibangun dengan penyangga tiang-tiang tinggi yang terbuat dari kayu hutan yang kuat dan tahan air, atau jika memiliki harta berlebih dibuat dari beton. Jadi kehidupan mereka berawal di atas air dan berakhir di atas air. Lebih tepatnya mereka hidup selamanya di atas air dan tidak bisa lepas dari air dan kekayaan laut.

  “Kami Dai Cordofa Riau beserta rombongan sangat senang bisa bersilaturahmi dan bisa menyapa saudara-saudara kita yang ada di Concong, pinggiran atau daerah pesisir laut yang menghadap Selat Malaka. Semoga silaturahmi ini terus terjalin dengan baik ke depannya. Insyaaallah dalam waktu dekat ini Dompet Dhuafa akan mengirim dan menempatkan dai di suku laut (suku duano)”, jelas Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau Bapak Ali Bastoni.(ds)